Cinta Yang Ternoda
Cinta Yang Ternoda
Beberapa hari lagi Valentine’s Day. Banyak di antara kamu yang juga heboh ikutan wara-wiri nyiapin segala hal yang bernuansa merah jambu. Pakaian ke pesta Val Day yang oke punya. Ngedate di tempat nongkrong yang nggak bikin bete. Nggak lupa kado istimewa buat yayang tercinta; mulai dari sekadar ngasih coklat sampe ngasih hadiah berupa HP keluaran terbaru (ada nggak ya yang manas-manasin dengan ngasih foto gacoan baru. Walah, itu mah ngajak perang dong ?). Asyik banget deh. Pokoknya, setiap tanggal 14 Februari, nyaris seluruh remaja sejagat ngerayain hari “pink” sedunia, yang memang full of love ini.
Di hari itu, seolah semua remaja berseru; “Katakan cinta kamu dengan manis dan romantis!” Itu sebabnya, beragam ungkapan rasa cinta bisa diwujudkan. Lewat kata, juga dengan tulisan. Malah ada yang bilang kalo cinta juga bisa dikatakan dengan bunga (apalagi bunga deposito, yang matre mah bakalan ijo tuh matanya). Cinta, ada yang bilang, bisa diungkapkan dengan puisi. Apalagi puisinya sekeren puisi manis dan romantisnya Romeo untuk merayu Juliet. Kisah cinta ini selalu jadi impian setiap remaja. Maklum, kisah rekaan William Shakespeare ini mampu mengguncang dunia. Banyak orang mengakui bahwa Romeo and Juliet adalah kisah cinta yang paling romantis dalam sejarah peradaban manusia. Sehingga banyak yang pengen ngambil hikmahnya. Kagak tahan bo..!
Nah, saking istimewanya hajatan Valentine’s Day, ampir semua stasiun televisi bikin acara yang ada sangkut-pautnya dengan urusan cinta. Di RCTI, acara baru “Katakan Cinta” digeber saban minggunya. Aksi gila-gilaan para cowok untuk menggaet anak cewek diporsir abis di ajang ini. Dan pastinya, deket-deket dengan Valentine’s Day acara ini juga bakalan memeriahkan hari kasih sayang itu.
Lagu-lagu bernuansa cinta tentunya kerap menambah indah suasana. Lagu lawas dan memang ‘abadi’ macam Endless Love yang dinyanyikan Diana Ross dan Lionel Ritchie selalu diputer kenceng-kenceng di radio: “My love/ there’s only you in my life/ the only thing that’s bright/ My first love – you’re ev’ry breath that I take/ You’re ev’ry step I make…”
Liu Xing Yu-nya F4 juga mendapat tempat di hati remaja yang lagi dimabuk asmara. Pokoknya, dari lirik-lirik romantisnya John Mayer, Wetslife, Boyzone, U2, Dewa 19, lagu-lagu cinta milik Wak Haji Rhoma Irama, sampe Goyang Dombret, termasuk juga Mabok Maning-nya Aas Rolani dalam irama tarling dangdut. Bujug buneng! (kalo dua lagu terakhir tuh nyambung nggak sih? He..he..he..)
Nah, saat ini sebagian besar teman remaja merasa bahwa Valentine’s Day adalah hari yang pas buat mencurahkan kasih sayang sama pacarnya. Val Day adalah momen yang tepat untuk ngebuktiin cintanya kepada sang kekasih. Kesetiaan bakalan terukur di hari penuh bahagia itu. Siapa yang peduli sama gandengannya, dialah yang setia setiap saat (Rexona kali…). Pokoknya sehidup semati deh.
Sobat muda muslim, itu sebabnya banyak teman remaja yang udah heboh sejak awal bulan Februari ini. Seperti bakal menyambut tamu agung aja. Nggak rela rasanya kalo hari kasih sayang itu cuma lewat begitu saja tanpa kesan yang mendalam bersama sang idaman hati. Val Day memang jadi ajang paling heboh untuk menunjukkan rasa cinta. Maka jangan heran bin kaget kalo majalah dan tabloid remaja juga ikut berlomba ngasih tips untuk ngedate, untuk pdkt, sampe model kado paling asoy buat si doi. Semua disajikan dengan kemasan istimewa. Val Day menjelma jadi semacam ritual cinta.
Sebentar…tapi tahukah kamu dengan asul-usul acara Valentine’s Day? Jangan-jangan hajatan rutin tahunan yang digarap remaja kontemporer ini ternyata malah tulalit dengan latar belakang sejarah awal mulanya perayaan ini. Nah lho. Terus ngapain neh kita? Sabar, kamu perlu tahu yang satu ini…
Sekilas Valentine’s Day
Kamu tentunya bakalan kaget en terbengong-bengong kalo ternyata acara Valentine’s Day nggak ada sama sekali dalam ajaran Islam. Suer. Kagak bohong. Ternyata malah kebiasaan para penyembah berhala. Kaum pagan ini, mengadakan ritual penyembahan kepada para dewa yang diyakini menjadi sumber kehidupan manusia di muka bumi ini.
Dalam sebuah keterangan disebutkan bahwa awalnya orang-orang Romawi merayakan hari besar mereka yang jatuh pada tanggal 15 Februari yang diberi nama Lupercalia. Peringatan ini adalah sebagai penghormatan kepada Juno (Tuhan wanita dan perkawinan) serta Pan (Tuhan dari alam ini) seperti apa yang mereka percayai. Acaranya? Laki dan perempuan berkumpul, lalu saling memilih pasangannya lewat kado yang telah dikumpulkan dan diberi tanda sebelumnya—tukar kado. Selanjutnya? Hura-hura sampai pagi!
Seiring dengan berjalannya waktu, pihak gereja—yang waktu itu agama Kristen mulai menyebar di Romawi—memindahkan upacara penghormatan terhadap berhala itu menjadi tanggal 14 Februari. Dan dibelokkan tujuannya, bukan lagi menghormati berhala, tapi menghormati seorang pendeta Kristen yang tewas dihukum mati. Konon kabarnya gara-gara ia memasukkan sebuah keluarga Romawi ke dalam agama Kristen. Itu terjadi sekitar tahun 273 Masehi. Nama acaranya pun bukan lagi Lupercalia, tapi Saint Valentine. Dalam perkembangannya, peristiwa tersebut lalu dikaitkan dengan gebyar Valentine’s Day.
Jadinya, alih-alih acara itu dirayakan untuk menghormati perjuangan para rahib mereka, tapi udah berubah total menjadi ritual ‘mendewakan’ cinta. Cinta antar lawan jenis. Waduh, sudahlah bukan berasal dari Islam, eh, jadi ajang baku syahwat yang dilarang agama. Weleh weleh, pastinya kamu yang ikut-ikutan dalam hajatan Valentine’s Day itu ternyata merayakan peringatan yang bukan berasal dari Islam. Nggak tahu, apa nggak mau tahu?
Padahal, Islam udah wanti-wanti lho untuk tidak asal ikut aja segala sesuatu yang kamu belum tahu tentangnya. Catet itu. Firman Allah Swt.: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS al-Isrâ’ [17]: 36)
Rasulullah saw. juga mengingatkan kita melalui sabdanya: Kamu telah mengikuti sunnah orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sehingga jika mereka masuk ke dalam lubang biawak, kamu tetap mengikuti mereka. Kami bertanya: Wahai Rasulullah, apakah yang engkau maksudkan itu adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani? Baginda bersabda: Kalau bukan mereka, siapa lagi? (HR Bukhari Muslim)
Lebih jelas lagi adalah apa yang disebut dalam surat al-Furqan tatkala menjelaskan ciri-ciri orang beriman. Allah Ta’ala menyebutkan satu di antaranya adalah mereka yang tidak menyaksikan kepalsuan. Firman-Nya: “Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu (adz-Dzûr)…” (QS al-Furqân [25]: 72)
Menurut para ahli tafsir al-Quran seperti Ibnu Abbas, lafadz adz-Dzûr itu artinya adalah ‘ayyadul musyrikîn–hari raya orang-orang musyrik. Masih menurut mereka, dengan begitu haram hukumnya bagi kaum muslimin untuk hadir, apalagi merayakan hari raya di luar Islam.
Dan bicara soal hari raya, bukankah Islam sudah memberikan alternatif hari raya yang jauh lebih baik dari hari raya manapun? Nabi kita bersabda,“Sesungguhnya Allah telah mengganti hari raya dengan dua hari raya yang lebih baik bagi kalian; idul fitri dan idul adha.” (al-Hadits)
Cinta bisa bikin ‘gila’
Menjelang Valentine’s Day ini, puisi-puisi keren bertaburan diobral untuk merayu sang idaman hati. Entah di majalah, tabloid juga di radio dan layar kaca. Ada sebuah puisi yang oke punya karya sastrawan terkenal Sapardi Joko Damono, judulnya “Aku Ingin”. Kamu udah tahu bait-bait puisinya? Yup, seperti ini, “aku ingin mencintaimu, dengan sederhana, dengan kata yang tak sempat disampaikan kayu kepada api, yang menjadikannya abu. aku ingin mencintaimu, dengan sederhana, dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan, yang menjadikannya tiada”
Wah, anak mana yang lagi kasmaran nggak klepek-klepek dengan puisi keren begini? Orang kalo udah dimabuk cinta, memang bisa buta mata dan hati. Akal sehat udah nggak bisa dipake lagi. Pokoknya, demi cinta rela berbuat apa saja. Demi cinta.. Marc Antony rela dicap sebagai pengkhianat oleh bangsa Romawi. Dalam Antony and Cleoptara yang dibesut Shakespeare, Antony-Cleopatra saling mencintai sampai mati. Demi cinta, Antony rela melepas sejumlah daerah yang susah-payah direbutnya untuk dihadiahkan kepada Cleopatra, ratu Mesir, sang pujaan hatinya. Cyprus, Phoenicia, Judea, Coele-Syria dan beberapa daerah Arab adalah kado cinta Antony bagi sang kekasih hati, Cleopatra.
Begitupun dengan Raja Shah Jahan kepada Mumtaz Mahal, sang istri. Demi cintanya yang mendalam, Shah Jahan membangun istana megah bernama Taj Mahal. Kekuatan cinta memang dahsyat. Urusan heboh saat dimabuk cinta, ternyata bukan cuma dilakukan Marc Antony dan Shah Jahan. Napoleon Bonaparte pun bikin heboh. Demi cintanya kepada Josephine Beauharnais sang belahan jiwa, Napoleon sanggup menulis surat cinta sebanyak 75.000 buah sejak pertama kali bertemu sampe menikah dengan yayangnya itu. Hmm.. omnia vincit Amor: et nos cedamus Amori. Cinta menaklukan segalanya: dan kita takluk demi cinta. Gubrag!
Itu sebabnya seorang penyair yang potongan karyanya dimuat dalam buku Raudhah al-Muhibbin wa Nuzhah al-Musytaqin karya Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah menuliskan; “Aku tak tahu apakah pesonanya yang memikat, atau mungkin akalku yang tak lagi ada di tempat.”
Cinta memang kerap bikin ‘gila’ penderitanya. Tapi juga bisa menyegarkan yang merasakannya. Bergantung kepada sikap kita dalam memandang cinta. Kata Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, “cinta itu bisa mensucikan akal, mengenyahkan kekhawatiran, mendorong untuk berpakaian yang rapi, makan yang baik-baik, memelihara akhlak yang mulia, membangkitkan semangat, mengenakan wewangian, memperhatikan pergaulan yang baik, menjaga adab dan kepribadian. Tapi cinta juga merupakan ujian bagi orang-orang yang shalih dan cobaan bagi ahli ibadah.”
Sobat muda muslim, kalo kamu mengekspresikan rasa cinta kamu dengan cara seperti lazimnya pacaran, itu artinya kamu salah menempatkan rasa cinta. Dan tentunya memang salah gaul. Celaka dua belas deh.
Meraih cinta sehat
Sobat muda muslim, pesan kita nih, jangan kebawa arus deh. Kalo sekarang banyak teman kamu yang heboh merayakan hari “pink” sedunia itu, bukan berarti mengungkapkan rasa cinta dengan cara seperti itu jadi sah. Nggak lha yauw. Sebab, nggak selamanya kebenaran itu ditetapkan dari banyaknya orang yang melakukan. Logikanya, kalo ada orang sekampung yang nggak waras, kecuali kamu. Kemudian mereka melakukan perbuatan sesukanya, bukan berarti tindakan mereka dinilai sebagai sebuah kebenaran. Nggak dong sayang. Betul?
Nah, Valentine’s Day nggak boleh (baca: haram) dirayakan oleh kaum muslimin. Lagi pula apa nggak ada cara lain yang halal untuk mengatakan cinta? Kenapa juga rasa cinta itu kudu latah diucapkan atau diwujudkan di ajang Valentine’s Day? Heran bin bingung kita neh. Suer. Kagak bohong.
Sobat, nggak mungkin cinta sehat bisa diraih lewat pacaran. Kamu kudu yakin, bahwa ngadain acara Valentine’s Day bareng pacar kamu bakalan bikin bencana. Bukan apa-apa, meningkatkan hubungan cinta kasih dengan pacarmu di hari “kasih-sayang” itu, adalah jalan pintas menuju perzinaan. Bukan cinta sehat yang bisa kamu raih, tapi justru cinta yang ternoda. Cinta yang sakit.
Oke deh, jangan rayakan Valentine’s Day. Buang jauh-jauh rencanamu. Sebab tradisi itu bukan produk dari tuntunan hidup kita. Hajatan Valentine’s Day bukan berasal dari ajaran Islam. Jangan latah ikut-ikutan budaya jahiliyah. Walaupun memikat, tapi terlaknat. Hih!
Inget, jangan nodai cinta kamu dengan aktivitas pacaran dan seks bebas. Celakanya, Valentine’s acapkali jadi simbol kebebasan seks. Parahnya lagi, anak muda sekarang, banyak yang menganggap bahwa cinta berbanding lurus dengan seks. Waduh! Hati-hati deh! ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar